Selasa, 18 Oktober 2016

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI

SEJARAH  PERADABAN  ISLAM  MASA NABI MUHAMMAD SAW

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad, membuat kemapanan spiritual yang sudah lama mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah mereka berusaha dengan semaksimal mungkin mengganggu dan menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan kekerasa mereka lakukan. Merasa terancan, Allah pin memerintahkan Nabi Muhammad untuk berhijrah ke kota Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana keadaan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika Fase Makkah?
2.Bagaimana pembentukan sitem kemasyarakatan, mileter, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendaatan Negara ketika fase Madinah?
C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui keadaan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika Fase Makkah.
2.Untuk mengetahui pembentukan sitem kemasyarakatan, mileter, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendaatan Negara ketika fase Madinah?
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad Saw.
1.Fase Mekah: Sistem dakwah
Nabi Muhammad Saw yang membawa ajaran tauhid dianggap telah merusak keyakinan masyarakat arab pada umumnya yang menyembah berhala dengan menjadikan ka’bah sebagai pusat peribadatan. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, Dilakukan dengan dua cara: ( Mubarok, 2005: 43).
a.Dakwah Secara Diam-Diam
Setelah menerima wahyu kedua, Rasulullah menyadari tugas yang dibebankan pada dirinya. Maka mulailah secara diam-diam mengajak orang memeluk islam, mula-mula kepada keluarga kemudian para sahabat dekat.
Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama berhala dan hanya mau menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu berhasil. Orang-orang yang mula-mula beriman adalah:
1.Istri beliau sendiri, Khadijah
2.Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
3.Dari kalangan budak, Bilal.
4.Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq.
Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk masuk agama islam. Orang-orang ini tekenal dengan julukan Al-Sabiqun al-Awwalun, orang yang terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri. Sebagai pusat pembinaan waktu itu di rumah Arqam Ibn Abd. Al-arqam ( Dar al-Arqam).
b.Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah yang bersifat rahasia, terhimpunlah pengikut Nabi sebanyak tiga puluh orang. Dakwah dikala itu dilaksanakan secara diam-diam. Setelah fase itu, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan, yaitu dengan turunnya ayat (QS. Al-Hijr, 15:94):
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah pada orang-orang musyrik”.
Ayat inilah yang memerintahkan pada Rasulullah untuk berdakwah secara terus terang dan terbuka. Rencana yang dilakukan, pertama ditujukan pada kerabat sendiri, kemudian seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan dakwah secara terang-terangan ini menambah jumlah pengikut yang masuk Islam. Hal ini tidak disenangi oleh orang-orang Quraisy. Apalagi secara tegas Rasulullah mencela ibadah mereka, dan mencerca berhala yang dipuja, serta mengkritisi tradisi mereka yang sudah membudaya.
Sehubung dakwah Nabi itu akan melenyapkan agama dan tradisi nenek moyangnya, maka kaum Quraisy mengadakan reaksi dengan aksi penindasan, penyiksaan, dan intimidasi terhadap pengikut Rasul. Namun, para sahabat tetap memegang teguh aqidah tidak gentar terhadap ancaman dan siksaan pihak kuffar. Karena itu, kaum Quraisy berusaha melenyapkan Muhammad. Mereka berambisi menangkap Nabi, namun Abu Thalib senantiasa melindunginya.
Perangai orang-orang Quraisy berubah setelah Nabi menyeru untuk mengesakan Allah. Perubahan sikap mereka antara lain:
1)Yang semula cinta berganti menjadi benci.
2)Yang semula dekat menjadi jauh.
3)Yang semula memberi pengakuan atas kejujuran beliau berganti menjadi mengejek dan mencemoohnya.
4)Yang semula memberi gelar Al-Amin berganti mengatakan  majnun (gila) dan dikatakan tukang sihir.
5)Yang semula bersahabat dan berkerabat berubah menjadi musuh yang utama.
Faktor-faktor yang menyebabkan orang Quraisy menentang dakwah Nabi antara lain:
1.Faktor gengsi; Orang Quraisy beranggapan, tunduk / menyerah kepada Muhammad berarti tunduk dan menyerahkan pimpinan / kekuasaan kepada keluarga Bani Abdul Muthalib para ketua kabilah takut kehilangan pengaruh / kekuasaan.
2.Faktor taqlid; yaitu taqlid membuta pada nenek moyangnya dalam kepercayaan, upacara dan peribadatan serta tata pergaulan  yang merupakan suatu kebiasaan yang sudah berakar dikalangan bangsa Arab. Karena itu, mereka merasa berat untuk meninggalkannya.
3.Ajaran Islam menyetarakan antara hamba sahaya dan bangsawan. Bangsa Quraisy dengan seluruh kabilahnya memandang dan merasa lebih tinggi derajatnya dibanding bangsa lain, apalagi dengan budak / hamba sahaya.
Adapun Taktik dan Strategi Dakwah Rasulullah
Taktik yang dijalankan Nabi dalam berdakwah adalah sebagai berikut, sebelum mempunyai power, dakwah berjalandengan diam-diam, setelah banyak pengikutnya dakwah berjalan terang-terangan, dengan resiko menghadapi teror dari musuh yang lebih banyak dan kuat. Untuk menghindarkan dari kekejaman dan teror kuffar pada pengikutnya, Nabi menganjurkan mereka berhijrah ke luar Makkah, yaitu Habasyah.
Secara politis hijrah ke Habasyah merupakan upaya mencari suaka politik pada raja yang beragama samawi. Terjadi dua kali hijrah ke Habsyah. Pada hijrah pertama berangkat dua belas orang pria empat orang wanita, yang dipimpin oleh Utsman Ibn Affan bersama istrinya Ruqqayah binti Rasulallah. Pada hijrah kedua berangkat satu rombongan yang terdiri dari delapan puluh tiga laki-laki dan sebelas orang wanita, dipimpin oleh Ja’far ibn Abi Thalib.
Dengan mengikatnya aniaya Quraisy terhadap Nabi hijrahlah beliau ke Thaif, ke bani Tsaqif, dengan pengharapan akan memperoleh pertolongan serta mendapat tambahan pengikut, akan tetapi, kenyataan yang diterima sebaliknya. Nabi di caci maki, dilempari batu oleh anak-anak, sampai badannya berlumur darah. Hijrah ke Thaif hanya mendapat satu orang hamba sahaya yang masuk Islam, yaitu Addas.
Ditinjau dari segi taktik dan strategi dakwah, hijrah ke Thaif itu menunjukan kemauan yang kuat untuk meneruskan dakwah, dengan  tidak mengenal putus asa, selalu berusaha  mnencari medan dakwah. Mengalirnya darah dari kaki Nabi, membuktikan bahwa setiap perjuangan dihadapkan  kepada pengorbanan, dan pengorbanan itu sampai mengancam keselamatan diri pembawa dakwah.
Pengalaman Thaif tidak menyurutkan dakwah Nabi. Pada tahun kesebelas kerasulan, diwaktu musim haji Nabi mengadakan kontak dakwah dengan jama’ah haji, tertariklah sekelompok orang Aus dan Khazraj, penduduk kota Yastrib, untuk masuk Islam. Pada tahun XI  masuk tujuh orang, pada tahun XII masuk Islam dua belas orang, pada tahun berikutnya datang lagi tujuh puluh dua orang penduduk Yastrib menyatakan masuk Islam dan bersumpah setia akan membela serta melindungi Nabi. Penduduk Yastrib yang sudah masuk Islam itu, memohon kepada Nabi untuk pindah ke Yastrib. Beliau memberi jawaban sebelum mendapat perintah dari Allah. ( Subarman, 2008: 30-33).
2.Fase Madinah
a.Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan
Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. Yang paling dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu. Diantaranya sebagai berikut.
1.Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid itu dengan tangannya sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi factor yang mempersatukan mereka.
2.Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam Negara islam yang baru dibangun itu, Nabi meletakan dasar-dasarnya untuk menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya ikatan persaudaraan (Ukhwah Islamiyah) antara golongan Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah lama bermusuhan dan bersaing.    (Supriyadi,2008:63).
Ikatan persaudaraan Anshar dan Muhajirin melebihi ikatan persaudaraan karena pertalian darah, sebab ikatannya berdasar iman. Terbukti apa yang dimiliki Anshar disediakan penuh untuk saudaranya Muhajirin. Sebagaimana firman Allah; dalam surat Al Hasyr [59] ayat 9.  ( Subarman. 2008: 35).
Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum muslimin. Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga istri-istri dan harta mereka. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraan yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah. (Supriyadi,2008:63).
3.Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non Muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
4.Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam Negara diletakkan dasar-dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Al-Quran pada periode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hidupla kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat diantara anggota masyarakatnya. Dengan demikian berarti bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasulullah dengan asas-asasnya yang abadi.
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat Islam di Yatsrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk sebuah masyarakat yang tertib dan maju, dan berperadaban; kedua, membangun masjid. Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Disamping itu, masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan; ketiga Nabi Muhammad Saw membentuk kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Yatsrib) dengan Anshar (orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan. Nabi Muhammad Saw membentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah; keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam; dan kelima Nabi Muhammad Saw membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-gangguan yang dilakukan oleh musuh. ( Supriyadi. 2008: 64).
b.Bidang Politik
Selanjutnya, Nabi Saw. Merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi). Piagam inilah yang oleh Ibnu Hasyim disebut sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang pertama.
1)Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah hak kelompok, menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang patuh.
2)Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
3)Adalah kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa Yahudi, untuk saling membantu, baik secara moril atau materil. Semuanya dengan bahu membahu harus menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada Beliaulah segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar diselesaikan. (Subarman, 2008:36).
Munawir Syadzali ( Mantan Menteri Agama RI) menyebutkan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang terdapat dalam piagam Madinah adalah: pertama, Umat Islam merupakan satu komunitas (ummat) meskipun berasal dari suku yang beragam; dan kedua, hubungan antara sesama anggota komunitas Islam, dan antara anggota komunitas islam dengan komunitas-komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip: (a) bertetangga baik, (b) saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, (c) membela mereka yang dianiaya, (d) saling menasehati, dan (e) menghormati kebebasan beragama. (Mubarok, 2005: 49).
c.Bidang Militer
      Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat perkembangan Islam dan kebudayaan Islam. Peperangan pada masa Rasul terdiri dari:
1)Ghazwah; yaitu peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasul sendiri. Peperangan ini terjadi dua puluh tujuh kali.
2)Syariah; yaitu peperangan yang dipimpin oleh para sahabat untuk memimpinnya, peperangan ini terjadi tiga puluh delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul mempunyai nilai dan arti bagi pembinaan ummat. Nilai dan arti yangterkandung antara lain:
1)Gazwatu furqan; yaitu peperangan yang menentukan mana yang hak dan bathil, seperti Perang Badar. sebagaimana  firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 41.
“Dan ketahuilah, bahawa apa sahaja yang kamu dapati sebagai harta rampasan perang, maka sesungguhnya satu perlimanya (dibahagikan) untuk (jalan) Allah dan untuk RasulNya dan untuk kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta ibnus-sabil (orang musafir yang keputusan), jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan oleh Kami (Allah) kepada hamba Kami (Muhammad) pada Hari Al-Furqan, iaitu hari bertemunya dua angkatan tentera (Islam dan kafir, di medan perang Badar) dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”.
2)Adabiyah al-Hujum; yaitu peperangan untuk membela diri seperti perang Khandak.
3)Untuk perdamaian; seperti perjanjian Hudaibiyah.
4)Kewaspadaan; seperti perang Mukt‘ah.
5)Taktik menakut-nakuti; seperti Fathu Makkah.
6)Penyiaran Agama Islam; seperti Perang Hunain.
7)Konsolidasi, agar Negara menjadi bersatu dan kuat seperti Thaif.
8)Pengabdian kepada Tuhan; seperti Perang Tabuk
Peperangan yang terjadi pada masa Nabi bertujuan untuk melindungi, mengamankan dakwah Islam dari gangguan orang-orang kafir, melindungi dan mempertahankan masyarakat / daulah Islamiyah, membentuk masyarakat yang Islami. (Subarman,2008: 37-38).
d.Bidang Dakwah
Musuh–musuh Islam melontarkan tuduhan kepada umat Islam, bahwa Islam berkembang dibawah sinar mata pedang / kekerasan. Tuduhan yang demikian tidak berdasar kenyataan.
Dengan dakwah agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.Ajaran Islam simple, mudah, tidak memberatkan, tidak banyak tuntutan dan aturan.
2.Prinsip-prinsip dari masyarakat Islam bersendikan ukhuwah Islamiyah.
3.Islam tersiar luas dan cepat semata-mata karena Dakwah bi al-Hikmah dari Nabi dan para sahabat.
Jihad dalam Islam mempunyai fungsi dan kedudukan:
a.Melindungi dan membela dakwah dari gangguan.
b.Melindungi masyarakat Islam dankaum Muslimin.
c.Merupakan tindakan pengamanan.
Lebih lanjut A. Hasym menyatakan bahwa jihad menurut Kebudayaan Islam adalah suatu tindakan pengamanan yang bertujuan perdamaian abadi dalam jangka waktu jauh.
Adapun Ruang Lingkup Dakwah Islamiyahtidak hanya untuk bangsa Arab atau hanya di jazirah Arab saja. Rasul diangkat sebagai rahmatan lil’alamin, maka dakwah adalah untuk seluruh umat di dunia. Terbukti sebagaimana yang telah dilakukan Rasul, setelah menata kehidupan Jazirah Arab secara Islami, Rasul menyeru kepada seluruh raja-raja, penguasa yang ada disekitar Jazirah Arab, dengan mengirim utusan yang membawa surat seruan mengikuti dakwah Islamiyah.
Menurut Tarikh Ibnu Hisyam dan Tarikh al-Thabari, surat-surat dari Nabi itu dikirim kepada:
a)Heraclius, Kaisar Romawi, yang diantar oleh duta atau utusan dibawah pimpinan Dakhiyah ibn Khalifah al-Kalby al-Khazraji.
b)Kisra Persi, yang dibawa oleh perutusan dibawah pimpinan Abdullah ibn Huzaifah al Sahmy.
c)Negus, Maharaja Habsyah, yang diantar oleh perutusan dibawah pimpinan Umar Ibn Umayyah al-Dlamary.
d)Maqauqis, Gubernur Jendral Romawi untuk wilayah Mesir, disampaikan oleh Khatib ibn Abi Baltaah al-Lakhmy.
e)Hamzah ibn Ali al-Hanafi, Amir negri Yamamah, diantar perutusan dipimpin Sulaith ibn Amr al-Amiry.
f)Al-Haris ibn Abi Syamr, Amir Ghassan, dibawa oleh Syuja’ibn Wahab.
g)Al-Mundzir ibn Sawy, Amir Ghassan, dibawa oleh Syuja’ibn Wahab.
h)Duaputera al-Jalandy, Jifar dan Ibad, yang dibawa oleh Amr ibn Ash. (Subarman. 2008: 38-39).
e.Sistem Ekonomi
Seperti di madinah merupakan negara yang baru terbentuk dengan kemampuan daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi ekonomi. Oleh karena itu, peletakan dasar-dasar sistem keuangan negara yang di lakukan oleh Rasulullah Saw. merupakan langkah yang sangat signifikan sekaligus berlian dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai sebuah agama dan negara dapat berkembang dengan pesat dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah Saw. dari prinsip-prinsip Qur’ani. Al Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah menetapkan  berbagai aturan sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia dalam aktivitas disetiap aspek kehidupannya, termasuk dibidang ekonomi.
Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasaan tertinggi hanya milik Allah semata dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan menjadi kehidupan ruhiyah dan jasmaniyah, melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan, bahkan setelah kehidupan dunia ini. Dengan kata lain, Islam tidak mengenal kehidupan yang hanya memikirkan materi duniawi tanpa memikirkan kehidupan akhirat.
f. Sumber Pendapatan Negara
1.Uang tebusan untuk para tawanan perang (hanya khusus pada perang lain tidak disebutkan jumlah uang tebusan tawanan perang).
2.Pinjaman-pinjaman (setelah penaklukan kota Mekkah) untuk pembayaran uang pembebasan kaum muslimin dari Judhayma/sebelum pertemuan Hawazin 30.000 dirham ( 20.000 dirham menurut Bukhari) dari Abdullah bin Rabiya dan pinjaman beberapa pakaian dan hewan-hewan tunggangan dari Sufiyan bin Umayyah (sampai waktu itu tidak ada perubahan).
3.Khums atas rikaz harta karun temuan pada periode sebelum Islam.
4.Amwal fadillah yaitu harta yang berasal dari harta benda kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli waris, atau berasal dari barang-barang seorang muslim yang meninggalkan negrinya.
5.Wakaf yaitu harta benda yang didedikasikan oleh seorang muslim untuk kepentingan agama Allah dan pendapatnya akan disimpan di Baitul Mal.
6.Nawaib yaitu pajak khusus yang dibedakan kepada kaum muslimin yang kaya raya dalam rangka menutupi pengeluaran negara selama masa darurat.
7.Zakat Fitrah
8.Bentuk lain sedekah seperti hewan qurban dan kifarat. Kifarat adalah denda atas kesalahan yang dilakukan oleh seorang muslim pada saat melakukan ibadah.
9.Ushr
10.Jizyah yaitu pajak yang dibebankan kepada orang non muslim.
11.Kharaj yaitu pajak tanah yang dipungut dari kaum non muslim ketika wilayah khaibar ditaklukan.
12.Ghanimah yaitu harta rampasan perang.
13.Fa’i.(http://laeli-izzati.blogspot.com/2012/04/)
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya masa nabi Muhammad Saw terbagi menjadi dua fase (priode) yaitu Fase Makkah dan Madinah. Pada fase Makkah lebih ditekankan hanya pada bidang Dakwah, karena ini adalah masa-masa awal kelahiran agama Islam. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembunyi dean secara terang-terangan.
Pada fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud dari upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan sisitem sosial kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang dipeluk oleh seluruh Jazirah Arab, sebagai tanda keberhasilan dakwah Nabi Muhammad.


DOWNLOAD MATERI

download materi materi isc d lpb di link di bawah ini ;

FILSAFAT CINTA DOWNLOAD 
VISI MISI DOWNLOAD
SEJARAH PERADABAN ISLAM DOWNLOAD
RETORIKA DOWNLOAD
RETORIKA DAKWAH DOWNLOAD
PERSIDANGAN DOWNLOAD
KUNCI SUKSES MENJADI MUTIVATOR DOWNLOAD
KEPEMUDAAN DAN KEORGANISASIAN DOWNLOAD
KEPEMIMPINAN DOWNLOAD
KEORGANISASIAN DOWNLOAD
KE ORGANISASIAN DOWNLOAD
MATERI JILBAB DOWNLOAD
ISC D LPB LOGO DOWNLOAD

MATERI HIJAB

“Materi Hijab”
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kerudung atau Jilbab merupakan kata yang tidak asing lagi diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi sebagai penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center dunia fashion. Banyak terdapat model dan tipe-tipe jilbab disugguhkan kepada wanita muslimah untuk mempercantik diri. Bahkan sampai diadakan suatu pameran untuk mengenalkan produk jilbab dengan berbagai model.
Dewasa ini sering kali kita menjumpai wanita-wanita muslimah yang menggunakan berbagai model jilbab. Di kalangan mahasiswa, terdapat banyak model jilbab, sepertijilbab angka sembilan, jilbab arab, jilbab punuk onta dan masih banyak model jilbab yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa ketertarikan wanita muslim untuk mengembangkan fashionnya melalui jilbab. Karena terdapat fenomena, jilbab digunakan hanya saat mengikuti perkulihan agar terlihat rapi dan elegan bersama-sama teman kuliah. Lalu setelah selesai mengikuti perkulihan dan sampai dirumah, kos, atau bermain jilbab sudah tergeletakdan tidak digunakan lagi.
Minimnya pengetahuan tentang hakikat menggunakan jilbab serta tuntunan yang diberlakukan oleh agama islam, membuat wanita-wanita muslim seenakknya mengenakan jilbab. Pada dasarnya jilbab berfungsi untuk menutup aurat kewanitaan agar terhindar dari hal maksaiat. Akan tetapi, terkadang saat ini hanya digunakan sebagai kedok atau identitas bagi wanita-wanita tertentu agar terkesan baik, sopan, santun, dan berbudi luhur. Dan bahkan hanya dijadikan sebagai trend dan fashion style saja. Bila fenomena ini terus berkelanjutan, betapa mirisnya kondisi wanita muslim dan harga diri dari wanita muslim sekarang ini.
Untuk menghadapi fenomena-fenomena dewasa ini tentang pengetahuan menggunakan jilbab. Maka, akan dibahas tentang hakikat berjilbab, fungsi jilbab, manfaat jilbab, dan hukum serta ketentuan berjilbab. Selain itu, pembahasan ini agar bermanfaat bagi pembaca dan dijadikan sebagai suatu pengetahuan yang berupa referensi menggunakan jibab yang baik dan benar seuai syariat islam yang sesungguhnya.
B.RUMUSAN MASALAH
Dari paparan yang telah dijelaskan diatas, dapat ditentukan suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1.Apakah hakikat berjilbab itu?
2.Apakah kriteria jilbab yang baik menurut syariat islam?
3.Apakah manfaat berjilbab bagi wanita muslim menurut Islam maupun sains ?
4.Bagaimana hukum berjilbab menurut syariat islam?
PEMBAHASAN
I.HAKIKAT JILBAB
a.Pengertian jilbab secara bahasa
Jilbab menurut kamus Al-Mu’jam al Wasith memiliki makna sebagai berikut:
Qomish (sejenis jubah).
Kain yang menutupi seluruh badan.
Khimar (kerudung).
Pakaian atasan seperti milhafah (selimut).
Semisal selimut (baca: kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.
Sedangkan jilbab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sedangkan kerudung berarti kain penutup kepala perempuan. Dan dalam bahasa Arab jilbab memiliki arti sebagai kain lebar yang diselimutkan ke pakaian luar yang menutupi kepala, punggung, dan dada, yang biasa dipakai wanita ketika keluar dari rumahnya.
b.Pengertian jilbab secara istilah
Menurut Ibnu Hazm, jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya. Menurut Ibnu Katsir jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup). Menurut Syaikh bin Baz jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman). Beliau juga mengatakan bahwa jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan badannnya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian yang biasa (dipakai di rumah).
Pada dasarnya jilbab berbeda dengan kerudung. Kerudung merupakan kain yang digunakan untuk menutupi kepala, leher, hingga dada sedangkan jilbab maliputi keseluruhan pakaian yang menutup mulai dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan. Sehingga seseorang yang mengenakan jilbab pasti berkerudung tetapi orang yang berkerudung belum tentu berjilbab.
II.KRITERIA JILBAB/ HIJAB YANG BAIK MENURUT SYARIAT
Jilbab bukanlah berarti merendahkan martabat wanita, melainkan meninggikannya serta melindungi kesopanan dan kesuciannya.
Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Menutup Seluruh Badan Kecuali Wajah dan Telapak Tangan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا…
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31)
Dari syarat pertama ini, maka jelaslah bagi seorang muslimah untuk menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan oleh syari’at. Maka, sangat menyedihkan ketika seseorang memaksudkan dirinya memakai jilbab, tapi dapat kita lihat rambut yang keluar baik dari bagian depan ataupun belakang, lengan tangan yang terlihat sampai sehasta, atau leher dan telinganya terlihat jelas sehingga menampakkan perhiasan yang seharusnya ditutupi.
Namun terdapat keringanan bagi wanita yang telah menopause yang tidak ingin kawin sehingga mereka diperbolehkan untuk melepaskan jilbabnya, sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 60:
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحاً فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (jilbab) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.”
2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan
Sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 31, “…Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…” Ketika jilbab dan pakaian wanita dikenakan agar aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka tidak tepat ketika menjadikan pakaian atau jilbab itu sebagai perhiasan karena tujuan awal untuk menutupi perhiasan menjadi hilang. Banyak kesalahan yang timbul karena poin ini terlewatkan, sehingga seseorang merasa sah-sah saja menggunakan jilbab dan pakaian indah dengan warna-warni yang lembut dengan motif bunga yang cantik, dihiasi dengan benang-benang emas dan perak atau meletakkan berbagai pernak-pernik perhiasan pada jilbab mereka.
Namun, terdapat kesalahpahaman juga bahwa jika seseorang tidak mengenakan jilbab berwarna hitam maka berarti jilbabnya berfungsi sebagai perhiasan. Hal ini berdasarkan beberapa atsar tentang perbuatan para sahabat wanita di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengenakan pakaian yang berwarna selain hitam. Salah satunya adalah atsar dari Ibrahim An Nakhai,
أنه كان يدخل مع علقمة و الأسود على أزواج النبي صلى الله عليه و سلم و يرا هن في اللحف الحمر
“Bahwa ia bersama Alqomah dan Al Aswad pernah mengunjungi para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al Mushannaf)
Dengan demikian, tolak ukur sebagai perhiasan ataukah bukan adalah berdasarkan kebiasaan (keterangan dari Syaikh Ali Al Halabi). Sehingga suatu warna atau motif menarik perhatian pada suatu masyarakat maka itu terlarang dan hal ini boleh jadi tidak berlaku pada masyarakat lain.
3. Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang dua kelompok yang termasuk ahli neraka dan beliau belum pernah melihatnya,
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang), kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)
Banyak wanita muslimah yang seakan-akan berjilbab, namun pada hakekatnya tidak berjilbab karena mereka memakai jilbab yang berbahan tipis dan transparan.
4. Tidak Diberi Wewangian atau Parfum
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan tentang wanita-wanita yang memakai wewangian ketika keluar rumah,
ايّما امرأةٍ استعطرتْ فمَرّتْ على قوم ليَجِدُوا رِيْحِها، فهيا زانِيةٌٍ
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. Tirmidzi)
أيما امرأة أصابت بخورا فلا تشهد معنا العشاء الاخرة
“Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat isya’.” (HR. Muslim)
5. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki
Terdapat hadits-hadits yang menunjukkan larangan seorang wanita menyerupai laki-laki atau sebaliknya (tidak terbatas pada pakaian saja). Salah satu hadits yang melarang penyerupaan dalam masalah pakaian adalah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata
لعن رسول الله صلى الله عليه و سلم الرجل يلبس لبسة المرأة و المرأة تلبس لبسة الرجل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Dawud)
Dan hadist lain berbunyi:
“Allah melaknat kaum laki-laki yang menyerupai kaum perempuan dan kaum perempuan yang menyeerupai kaum laki-laki”(HR. Bukhari).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Kesamaan dalam perkara lahir mengakibatkan kesamaan dan keserupaan dalam akhlak dan perbuatan.”
Dengan menyerupai pakaian laki-laki, maka seorang wanita akan terpengaruh dengan perangai laki-laki dimana ia akan menampakkan badannya dan menghilangkan rasa malu yang disyari’atkan bagi wanita. Bahkan yang berdampak parah jika sampai membawa kepada maksiat lain, yaitu terbawa sifat kelaki-lakian, sehingga pada akhirnya menyukai sesama wanita.


Jumat, 14 Oktober 2016

KUNCI SUKSES MENJADI SEORANG MUTIVATOR INDONESIA

Kunci Sukses Menjadi Seorang Motivator Indonesia

Bila anda sesorang wanita dan ingin menjadi seorang motivator yang sanagt handal, ada beberapa kunci sukses yang perlu anda pelajari dan cermati yang wajib anda perhatikan. Berikut beberapa hal yang saya berikan untuk anda pahami dalam menjadi seorang motivator indonesia yang handal dan sukses.

• Tentukan Pesan, Cara Penyampaian, dan Venue Anda

Kunci akan kesuksesan dari seorang motivator yang handal adalah terletak pada penentuan pesan yang akan anda sampaikan untuk para audience anda. Seorang motivator haruslah memiliki suatu pesan yang sangat istimewa yang akan disampaikan kepada audience nya, serta lebih baik pesan tersebut didasarkan akan adanya pengalaman pribadi seseorang, karena pesan akan model ini tentunya bisa diterima dengan mudah. Selain adanya pesan, dalam hal segi penyampaiannya tentunya harus anda perhatikan. Anda harus melihat terlebih dahulu para audience anda, sehingga anda bisa menyesuaikan dalam segi penyamapaian.

Untuk cara penyampaian pesan motivasi ini, supaya bisa tersampaikan dengan baik dan dengan mudah diterima oleh para audience, anda harus menentukan sendiri setting venue anda. Tujuan dari adanya hal ini yaitu untuk membuat vanue yang bisa membuat para audience akan merasa nyaman sehingga mereka bisa mendengar dan memahami pesan dan isi yang telah anda sampaikan dengan baik.

• Perbaiki Kemampuan Pidato dan Iklankan Jasa Anda

Kemampuan dalam hal berpidato di depan merupakan sesuatu hal yang penting bagi seorang motivator yang handal selain dari penentuan akan pesan, cara penyampaian, serta venue yang anda berikan. Kemampuan dalam berpidato ini juga merupakan salah satu kunci sukses anda untuk menjadi seorang motivator indonesia yang handal. Mengingat seorang motivator ini anda harus mampu berbicara didepan banyak orang , oleh karenanya anda harus terus memperbaiki akan kemampuan berpidato anda.

Selain mengasah akan kemampuan dalam berbicara dihadapan banyak orag atau berpidato, langkah yang lain yang harus wajib anda lakukan adalah mingiklankan akan jasa anda sebagai seorang motivator. Tujuannya adalah bisa mengangkat nama anda dan membuat anda makin dikenal oleh anggota 

Minggu, 09 Oktober 2016

PERSIDANGAN


Persidangan

Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan dan aturan-aturan yang jelas. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

Unsur-unsur persidangan:

Presidium sidang
Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.


Peserta sidang
Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah di sepakati
Peserta sidang biasanya tediri dari peserta aktif, pasif dan peninjau
Hak dan kewajiban peserta:


i.Hak Peserta Penuh

1.Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada  pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.

2.Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

3.Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.

4.Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

ii.Hak Peserta Peninjau.

1.Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara

iii.Kewajiban peserta penuh dan peninjau

1.Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.

2.Menjaga ketenangan persidangan.

3.Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di bicarakan dan ikut serta ikut menyumbang buah fikiran yang positif dan bermanfaat

Notulen sidang
Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada rapat.
Notulen sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).


Tata Tertib

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.

Sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta

Istilah-istilah dalam Persidangan
1.Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau prinsip.

2.Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.

3.Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.

4.Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara peserta sidang yang lain.

5.Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.

6.Deadlock, adalah kondisi dimana musyawarah tidak menemukan kata sepakat.

7.Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan tidak menyetujui keputusan sidang.

8.Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.

9.Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.

10.Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).

11.Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.

12.PK/Peninjauan Kemballi, yaitu me-review keputusan yang telah disepakati untuk melakukan perbaikan atau perubahan.

13.Opsi, yaitu usulan/pendapat yang dikemukakan oleh peserta sidang untuk mendapatkan suatu keputusan.

14.Afirmasi, adalah pendapat yang di sampaikan oleh peserta sidang untuk memperkuat pendapat yang telah di kemukakan sebelumnya.

15.Rasionalisai, adalah argumentasi yang dilontarkan oleh peserta untuk memberikan penjelasan logis terhadap pendapatnya.

Aturan Ketuk Palu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah ketukannya.

1.Satu Kali Ketukan

a.Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;

b.Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);

c.Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;

d.Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

e.Memberi peringatan kepada peserta sidang.

2.Dua Kali Ketukan

a.Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya

3.Tiga Kali Ketukan

a.Membuka atau menutup sidang secara resmi

b.Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.

4.Ketukan Berulang-ulang

a.Menenangkan peserta sidang atau forum.

Jenis-Jenis Sidang

Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:

Sidang Pleno
Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau;
Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi itu.


Sidang Komisi
Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan atau peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan.


Alat –alat persidangan

Palu Sidang
Pengeras Suara
LCD Proyektor
Macam-Macam Interupsi (Interruption)

Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten).


Interruption Point of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.


Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis.


Interruption Point of Personal Privilege
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi permasalahan.


Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.


Pelaksanaan Interupsi

Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.


KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Menurut Tony Buzan
Kepemimpinan adalah Kemampuan berfikir atau merencanakan masa depan dengan bijak dan imajinatif.


Sementara menurut James C. Georges
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh pengikut.

Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana sesorang tidak memperoleh pengikut karena status. Kemampuan seorang pemimpin dibuktikan pertama dari bagaimana dia mampu meyakinkan orang-orang yang dipimpinya untuk memahami visi dan misi organisasi untuk kemudian mau bersama-sama mengupayakan tujuan organisasi tersebut.

Seorang pemimpin berbeda dengan manajer. Pemimpin mempunyai kekuasaan atas pengikutnya bukan karena jabatannya tetapi karena kemampuan personality. Sikap, tingkah laku yang kemudian memunculkan wibawa. Sedangkan manajer memiliki kekuasaan karena jabatan yang dimilikinya. Dia bisa memberi komando karena struktur dan birokrasi, tetapi saat dia sudah tidak lagi menjabat maka tidak satupun "bekas" bawahanya mau dia perintah.


Perbedaan mendasar antara pemimpin dan manajer adalah dari pola pikir dan cara bekerja. Seorang pemimpin memiliki visi jauh kedepan, sanggup mengadopsi perubahan, sedangkan manajer berfikir untuk jangka pendek. Dalam melaksanakan pekerjaanya pemimpin sangat fleksibel dan tidak kaku sedangkan manajer melakukan apa yang telah digariskan, kaku dan enggan berubah.

Pemimpin inilah yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini penting, sebab bagaimana pun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum berarti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuan. untuk itu diperlukan kecakapan, keulatan, pengalaman dan kesabaran.

Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain guna mencapai tujuan tertentu ini disebut Kepemimpinan atau leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen, dan lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi. ini berarti bahwa akan menentukan tercapainya atau tidaknya tujuan.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.an memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.


Dalam menggerakkan orang lain kita harus ingat empat faktor yaitu:

·         Kepemimpinan : kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
·         Komunikasi : cara dan media penyampain pesan.
·         Instruksi : perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tagas, tampak arahnya, jelas bagaimana jalan pelaksanaannya.
·         Fasilitas : kemudahan yang menyebabkan pekerjaan mudah dilaksanakan.

Tipe-Tipe Pemimpin

Pemimpin Konvensional

Anda tentu pernah mendengar ada sebutan "Tokoh Masyarakat" Mereka tidak pernah diangkat secara formal tetapi diakui sebagai pimpinan dalam kelompoknya. Perkataanya didengar, Pemikiranya dijadikan rujukan. Pemimpin seperti ini biasanya dianggap sebagai panutan kerena " kelebihan" yang mereka miliki baik secara Ilmu, fisik atau derajat sosial. Biasanya konsep seperti ini ada pada masyarakat tradisional atau pouse tradisonal

Pemimpin Secara ilmiah
Pemimpin secara ilmiah terbagi dalam 7 jenis kepemimpinan yaitu:

1.                  Kepemimpinan pribadi /personal leadership yaitu tipe seorang pemimpin yang selalu mengadakan hubungan langsung dengan anggotanya.

2.                   Kepemimpinan non pribadi / non personal leadership yaitu kebalikan tipe kepemimpinan pribadi, tetapi melalui jenjang / hierarchie organisasi yang sudah ditentukan.

3.                   Kepempmpinan otoriter yaitu tipe pemimpin yang menanggap kepemimpinan adalah hak pribadinya, orang lain tidak ikut campur sehingga setiap perintahnya tidak perlu mendapat konsultasi dari pengikut – pengikutnya. pemimpin berkuasa penuh, para pengikut tidak mendapat kesempatan mengemukakan pendapat.
4.                   Kepemimpinan yang demokratis, yaitu tipe pemimpin yang selalu menerima dan menghargai saran, pendapat, nasihat dari pengikutnya.

5.                   Kepemimpinan yang kebapaan / paternalistis, yaitu tipe pemimpin yang bertindak sebagai ayah,pengasuh,pembimbing dan pelindung dari pengikut-pengikutnya. kelemahannya adalah sulit memberikan kepercayaan/tanggung jawab secara penuh dan ada rasa khawatir tidak berhasil.

6.                   Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya.

7.                   Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya.


Untuk dapat melaksanakan tugasnya seorang pemimpin harus memiliki dua aspek yaitu :

·         Aspek Internal, yaitu pemimpin harus mengetahui keadaan organisasi, gerak, tujuan dan keadaannya (pemimpin harus mempunyai pandangan organisasi, mengambil keputusan secara tepat, tegas dan mudah dilaksanakan, pandai mendelegasikan wewenang, mendapat dukungan dari anggotannya.
·         Aspek Eksternal yaitu pemimpin harus mengetahui situasi masyarakat diluar organisasi dan perkembangan organisasi lain.


Kelebihan – kelebihan yang perlu di miliki sebagai seorang Pemimpin.
Kelebihan rokhaniah atau ahklak seperti jujur, adil, percaya diri sendiri, ramah, dapat dipercaya bijaksana, kuat keyakinan beragamanya, sederhana, berjiwa besar, berbudi luhur, berani,dll.
Kelebihan jasmani seperti berbadan kuat, sehat, terampil, tangkas, dll.
Kelebihan penggunaan nalar/ ratio yaitu cerdas, pandai, luas pandangannya mampu melihat kedepan, inisiatif, kretif, lancar berbicara,dll.

Seorang pemimpin adalah orang yang dapat memimpin dan dapat dipimpin, dapat menjadi contoh teladan bagi anggotanya. Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap tugas – tugasnya. Punya kemampuan dan loyal kepada pekerjaan. Profesional dalam segala hal, inovatif dalam gagasan, selalu menjadi contoh teladan yang baik, disiplin, komitmen dan jujur.

Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak buah.
3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).
4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah.
5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya.

Tugas dan tanggung jawab pemimpin
·         Mengantarkan atau mengarahkan yaitu; mempengaruhi dan membawa anggotanya kearah tujuan atau cita-cita yang sudah ditetapkan.
·         Mengetahui artinya menempatkan diri sebagai orang yang dituakan.
·         Diandalkan dan mendapat kepercayaan dari anggotanya untuk mengambil keputusan.
·         Mempelopori atau merintis yaitu menjadi pelopor,memberi contoh/teladan untukditiru.
·         Memberi petunjuk, nasihat, petua agar pengikut-pengikutnya bersikap dan bertindak benar.
·         Memberi bimbingan agar pengikut – pengikutnya maju dalam usaha/pekerjaannya,tidak putus asa dan berani bertindak.
·         Membina guna meningkatkan pengetahuan dan ketermapilan anggotanya.
·         Menggerakkan yaitu memberikan dorongan atas kepada anggotanya agar mau bekerja dan beusaha mencapai tujuan/cita – cita.

Empat tanggung jawab seorang pemimpin
1.      Pada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Pada diri sendiri dan orang lain
3.      Pada masyarakat
4.      Pada bangsa dan Negara

Setiap manusia itu sesungguhnya adalah pemimpin tergantung dari bagaimana manusia melihat diri dan masa depannya

Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.

Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
Kepemimpinan di bidang rohaniah
Kepemimpinan di bidang politik
Kepemimpinan di bidang militer, dan
Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi pokok dalam pembahasan masalah ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial khususnya dalam kepemimpinan yang berada dalam ruang lingkup bidang seni pertunjukan.

Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.

Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin. Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.
Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.

Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

- Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
4. Hubungan dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.

- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat

Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
o   Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
 o   Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
o   Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari – hari yang baik terutama ditujukan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Terry menyebutkan adanya 3 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Adapun beberapa kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui dengan jelas azas dan tujuan dari organisasi tersebut. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya..


Jumat, 07 Oktober 2016

KEPEMUDAAN DAN KEORGANISASIAN

KEPEMUDAAN DAN KEORGANISASI

KEPEMUDAAN DAN KEORGANISASI
Berbicara mengenai dinamika pemuda atau remaja, adalah dengan melihat perkembangan tingkah-tingkah laku Pemuda/remaja, perkembangan yang lebih terarah dapat dipergunakan pada tujuan-tujuan hidupnya kelak, akan tetapi sifat yang dinamis itu dapat menemukan penghalang yang mengakibatkan adanya tingkah laku, di luar kehormatan atau bersifat pathologis. Pandangan ini mengandung pengertian bahwa tingkah lakunya dapat dibina dan dituntun kearah perkembangan yang dianggap paling bernilai di dalam masyarakat.
Beberapa bahasan tentang pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu diantaranya adalah :
A. Pemuda/Remaja Sebagai Aspek Kultural dan Indivudual.
Konsepsi yang lebih bersifat politis di Indonesia pada umumnya menentukan batas umur pemuda (misalnya dalam organisasi gerakan pemuda) “antara 15 sampai 35 tahun hingga 40 tahun “.  Akan tetapi konsepsi serupa ini tidak akan membawa kita lebih maju dalam usaha memahami pemuda dari sudut perkembangannya. Untuk periodisasi perkembangan itu secara psychologis pedagogis diperlukan pertimbangan-petimbangan yang lain.
Dalam membahas kedudukan pemuda/remaja di tengah-tengah masyarakat dalam era melenium seperti sekarang ini, pandangan resmi dari pandangan para ahli psikologi mengenai sifat golongan pemuda (15—35 tahun) itu antara lain adalah demikian:
“…….manusia mengalami kejadian psychologis yang penting yakni pada  masa  transisi  manusia meninggalkan  masa ke kanak-kanakan dan mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua. Masa   transisi  ini   terdiri   atas beberapa periode; periode-periode yang terkenal seperti periode Prae-oubertet, pubertet sebenarnya dan post-pubertet. ”
Sifat-sifat permulaan  dalam periode-periode tersebut diatas ialah munculnya keinginan menunjukkan sikap-sikap berani, ingin diperhatikan orang, yang sebenarnya sifat-sifat tersebut pada permulaan hanya merupakan sifat yang demonstratif unuk menyembunyikan kegelisahan-kegelisahan yang belum dikenalnya.
Sikap-sikap ini dikemudian menjadi sempurna setelah ia dapat menemui dirinya sendiri, menemui harga kehidupan dan membuat percobaan dengan harga ini serta hasrat untuk segera masuk ke dalam masyarakat dan mengenal kebudayaan.
Pada masa ini anak muda berusaha mendapatkan status sebagai manusia; ada kecenderungan untuk berusaha kearah emansipasi dengan melepaskan taraf ke kanak-kanakan di mana ia senantiasa harus tunduk kepada kehendak orang tua, karena dianggap rendah dalam umur, pengalaman dan kecakapan.
Perkembangan yang besar secara physis, intelektual dan emosional memberikan kepadanya dasar-dasar yang kuat untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam banyak lapangan, yang menjadi daya kritis dengan semakin banyak minat kepada soal-soal teoritis.Semakin berkembang pengertian serta penghargaan nilai-nilai semakin terbentuklah pandangan hidup serta cita-cita yang ingin dikejarnya dengan disertai kegiatan-kegiatan sosial, yang kini tidak lagi terbatas pada lingkungan rumah dan sekolah semata-mata. Dalam periode masa muda, sifat-sifat yang berani bertambah dengan sifat-sifat yang dinamis, revolusioner, radikal dan kritis. Sifat kepemudaan sudah lebih positif.
Remaja adalah masa kematangan atau kedewasaan. Masa ini merupakan masa yang paling rawan dalam kehidupan manusia. Anak muda mempunyai tingkat emosional yang sangat tinggi serta mudah terpengaruh oleh segala sesuatu yang didengar dan disaksikan. Oleh karena itu, krisis remaja pada saat ini lebih kompleks dan lebih rawan.
Harapannya adalah pada masa mendatang mereka akan menjadi tiang masyarakat dan memegang tanggung jawab di dalamnya. Remaja adalah pemindah warisan dan kejayaan dari generasi tua ke para remaja atau dari bapak ke cucu. Kalau suatu masyarakat merasa rugi karena generasi mudanya telah rusak, maka masyarakat itu telah kehilangan eksistensinya.
B. Permasalah Pemuda/remaja :
–         Krisis Sosial / Lingkungan
Lingkungan sosial remaja sangat mempengaruhi pembentukan jiwa, tujuan, prinsip, dan sebagainya. Apabila lingkungan telah mengajarkan mereka untuk berbuat menyimpang, maka perbuatan menyimpang tersebut akan menjadi suatu kebiasaan. Dan apabila lingkungan mengajarkan mereka untuk berbuat baik meraka tidak akan terbiasa dan tidak akan bisa untuk berbuat menyimpang. Sehingga sangat kecil kemungkinan bagi mereka yang telah diajarkan oleh lingkungannya tentang menghadapi kerasnya hidup yang pernah masalah, dan menyelesaikannya untuk lari dari masalah mereka ( frustasi ) dan berakibat melakukan aktivitas yang terlarang, seperti mengkonsumsi minuman keras dan narkoba sebagai palariannya. Karena mereka terlalu tegar untuk dirapuhkan.
–         Krisis Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan dan ketaqwaan seorang remaja sangat mempengaruhi jalan pikiran, tujuan prinsip dan perilaku mereka. Remaja yang selalu beribadah tetapi imtaqnya kurang maka remaja itu masih mudah rapuh. Berbeda dengan remaja yang beribadah dengan ikhlas dan memilih kualitas imtag yang tinggi, dia akan memiliki pengendali diri ( self controlling ) yang kuat menahan dirinya untuk tidak terjerumus pada narkoba, karena dengan imtagnya dia akan menjadi tegar dan berpondasi kuat.
C. Interaksi Sosial Menjelang Dewasa.
Persoalan-persoalan yang penting dalam pertumbuhan seorang pemuda/remaja menjelang dewasa adalah:
1. Pemuda Secara Pribadi dan Masalah Penyesuaian.
Pembicaraan mengenai soal-soal penyesuaian. Agaknya antara lain hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa perubahan syarat-syarat hidup itu selalu meminta kemampuan dari setiap individu untuk menyesuaikan diri sehingga masalah penyesuaian diri menjadi satu masalah yang serius bagi manusia yang tengah berkembang itu.
Dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan mereka, minat-minat tertentu dapat dikembangkan dan minat-minat yang lain dapat diadakan. Malahan dengan pengalaman dan pengeta­huan baru itu, dapat ambil minat-minat yang baru pula. Nampaknya ada hubungan yang erat antara jenis-jenis minat dengan taraf kematangan seseorang. Pada masa awal, minat umumnya bersifat sangat pribadi dalam arti kata sangat berpusat pada Aku seorang remaja. Tetapi kemudian akan tampak bahwa dengan makin dewasa, minat akan berkembang ke arah sifat sosial. Hal ini nampak baik di dalam kalangan pemuda-pemuda Indonesia maupun di kalangan pemuda-pemuda di luar negeri yang memiliki sifat kebudayaan yang berlainan. Minat bergantung pada pengalaman, tetapi tidak ditentukan olehnya saja sebab sifat-sifat pribadi ikut pula menentukan perkembangannya. Malahan per­kembangan fisik dan pengaruh-pengaruh kelenjar tubuhnyapun dapat mempengaruhi minat seseorang.
Kematangan jiwanya dari tahun ke tahun memperlihatkan perhatian yang mahir  pada kaidah-kaidah sosial dan nilai-nilai kesusilaan yang terdapat dalam masyarakat orang dewasa. Sehingga makin mendekatkan mereka pada taraf kedewasaan makin kokoh dan stabil pula minat-minat mereka terhadap soal-soal tertentu. Umumnya, minat-minat mereka disesuaikan hampir-hampir “dengan sendirinya” dengan norma-norma sosial. Hanya di dalam situasi tertentu di mana seorang pemuda menghendaki sesuatu bentuk yang menyimpang dari norma sosial, barulah mulai timbul persoalan yang serius bagi pemuda/remaja itu sendiri. Keadaan serupa ini dapat menimbulkan situasi konflik yang sangat mempengaruhi sikap dan perbuatan mereka.
Sikap sebagai sebuah bentuk perkembangan, adalah penting sekali di dalam menentukan perbuatan seseorang, oleh karena unsur-unsur penting di dalam sikap mencakup sifat-sifat seperti taraf pengetahuan prasangka, pandangan-pandangan terpola, kecenderungan-kecenderungan serta perasaan-perasaan tertentu mengenai setiap hal, baik di dalam arti yang positif maupun negatif.Prasangka-prasangka yang tertanam sedemikian awal itu nampak kemudian sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembentukan Konsep-Aku pada pemuda/remaja.
Secara umum, aspek kepribadian di bidang sikap ini dapat dikatakan lebih bersifat idealistis daripada bersifat realistis. Hal ini menimbulkan kecenderungan mereka untuk – bila diper­lukan — tidak mengikuti “cara” orang dewasa yang usang”. Hanya di dalam hal-hal yang bersifat intelektuil nampak bahwa adolesen lebih mudah berpedoman pada pandangan-pandangan orang dewa­sa, dan bersedia untuk mengikuti sebanyak mungkin.
Sikap-sikap penyesuaian diri para pemuda selanjutnya berkaita dengan :
  1. Pemuda/remaja dengan Keluarga
  2. Pemuda/remaja dengan sesame pemuda
  3. Pemuda/remaja dengan masyarakat.
2. Pemuda/remaja di Persimpangan Jalan
Makin hari makin ramai dibicarakan orang gejala meningkatnya kenakalan atau kejahatan remaja. Sebagian cenderung mempersalahkan sekolah yang gagal menjalankan fungsinya, seba­hagian lagi menyalahkan orangtua (terutama dari apa yang disebut golongan “elite”), sebagian lagi menyalahkan kebudayaan Barat. Ada pula yang menyalahkan pemuda itu sendiri. Bilamana dapat diketahui dengan lebih pasti jumlah dan jenis kenakalan atau keja­hatan yang dilakukan oleh para remaja, kita akan lebih tertegun.
Kejahatan kanak-kanak adalah pengertian juridis, yang menetapkan batas umur tertentu dimana seorang remaja dihadapkan pada pengadilan kanak-kanak bila ketahuan berbuat salah. Pengertian ini terbatas sekali sifatnya sebab tidaklah mempersoalkan kenakalan-kenakalan atau bentuk-bentuk protes yang dimanifestasikan oleh para pemuda dengan tidak usah merupakan sesuatu kejahatan (ditinjau dari ketertiban umum). Kenakalan pemuda sebagian besar adalah persoalan psychologis dan biososial.
Secara populer terdapat pula pendapat bahwa para pemuda yang tergolong nakal pada umumnya adalah pemuda-pemuda yang bertingkat inteligensi rendah. Tetapi penyelidikan-penyelidikan tidak membuktikan kebenaran pendapat tersebut. Kejahatan kanak-kanak terdapat di kalangan pemuda yang berinteligensi agak rendah maupun di kalangan muda yang memiliki inteligensi cukup tinggi. Penyelidikan-penyelidikan tersebut selanjutnya tidak dapat membenarkan pendapat bahwa memang terdapat jenis kelompok manusia tertentu yang mempunyai sifat-sifat kelompok jahat.Akan tetapi di dalam kenyataan sehari-hari memang dapat terjadi bahwa kasus-kasus yang dihadapi oleh petugas-petugas hukum dan oleh para pendidik akan banyak terdiri dari mereka yang tidak tergolong cerdas.
Di dalam keadaan serupa ini, adalah tugas masyarakat untuk menyusun rencana-rencana kegiatan “lingkungan ketiga” (yaitu di dalam masyarakat sendiri, sesudah keluarga dan sekolah) yang bernilai edukatif dan rekreatif. Banyak kegiatan sosial yang dapat dilakukan oleh para pemuda, dan yang akan dilakukan oleh mere-ka dengan kegairahan, bilamana saja penyusunan program itu benar-benar berorientasi pada tahap-tahap perkembangan pemuda.
Organisasi pencinta alam, organisasi kepanduan, kegiatan-kegiatan ilmiah regu-regu kesejahteraan sosial, olahraga dan kesenian, dan banyak lagi ternyata selalu menarik perhatian mereka untuk mereka jadikan bidang-bidang eksplorasi membentuk pribadi dan menemukan identitas mereka.
II. ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Banyak pertanyaan yang sering muncul ketika kita masuk atau mengikuti kegiatan sebuah organisasi diantaranya :
  1. Motivasi Apa saya masuk organisasi ?
  2. Apa dan bagaimana itu Organisasi ?
  3. Siapa saja didalam organisasi ?
  4. Apa yang kita lakukan di Organisasi ?
  5. Apa dan bagaimana itu management ?
  6. Apa pula management organisasi
Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan tindakan atau perbuatan, sehingga seseorang tentunya memiliki dorongan dalam dirinya untuk masuk sebuah lembaga atau oraganisasi diantaranya :
  1. Fisiologis yaitu mencari kebutuhan hidup
  2. Kasih sayang yaitu dorongan untuk bergaul dengan individu lainya
  3. Pengakuan yaitu dorongan karena dia ingin diakui
  4. Penghargaan yaitu dorongan karena dia ingin dihargai kemampuannya.
  5. Aktualisasi diri yaitu dorongan dia karena ingin memperluas wawasan.
A. PENGERTIAN ORGANISASI
Menurut Indriyo G.S dan Nyoman Sudita “ Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
Organisasi yaitu orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang dilakukan berdasar atas suatu aturan tertentu dan penjabaran fungsi pekerjaan secara formal.
B. Tujuan dan Manfaat
  1. Secara umum
Agar proses pekerjaan tercapai dengan cara diatur, disusun sehingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan secara efktif dan efisien.
  1. Secara khusus
    1. Bidang agama                         5. meningkatkan pendidikan moral dan iman.
    2. Bidang sosial                          6.  kemanusiaan
    3. Bidang ekonomi                      7. mencari laba
    4. Bidang politik                         8.  mencari kekuasaan
c. Manfaat yang diharapkan adalah agar pelaksanaan tugas dilakukan lebih baik terkoordinir dan tujuan serta jalannya pekerjaan tercapai secara efektif dan efisien.
  1. C. Asas / prinsip organisasi
    1. Asas / prinsip perumusan dan penentuan tujuan
    2. Asas / prinsip pembagian kerja
    3. Asas / prinsip pendelegasian wewenang
    4. Asas / prinsip organisasi
    5. Asas / prinsip efisiensi sederhana
    6. Asas / prinsip pengawasan umum
  1. Struktur Organisasi Garis
Digunakan pada perusahaan / lembaga yang sederhana / kecil
  1. Struktur Organisasi Fungsional
Susunan organisasi yang memberikan gambaran pembagian tugas dan wewenang menurut fungsi pekerjaan
III. PENGERTIAN MANAGEMEN SECARA UMUM
Managemen yaitu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan. Kegiatan : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian / pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.
A. MANAGEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI
  1. 1. MANAGEMEN SEBAGAI ILMU
Diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan pendekatan, menjelaskan fenomena, gejala,  dan mentransformasikan dan mengidentifikasikan berdasar kaidah ilmiah.
Ciri – ciri  :
(1).  Prinsip – prinsip managemen dapat dipelajari
(2).  Pengambilan keputusan didekati dengan kaidah ilmiah
(3).  Obyek dan sarana sebagian elemen bersifat materi
2. MANAGEMEN SEBAGAI SENI
Diartikan sebagai pendekatan pencapaian tujuan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan pribadi, bakat, karakter pelaku managemen.
Ciri – ciri  :
(1).  Keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh sifat dan bakat
(2).  Dalam proses pencapaian tujuan melibatkan unsur naluri, perasaan dan intelektual
(3). Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pekerjaan adalah kekuatan pribadi yang kreaif ditambah skill.
B. FUNGSI – FUNGSI MANAGEMEN
Fungsi manager dalam managemen secara menyeluruh  :
(1).  Planing atau perencanaan
Merencanakan kegiatan yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(2).  Organising atau pengorganisasian
Menyusun, menentukan, menetepkan, jenis tugas dan kewajiban setiap fungsi.
(3).  Staffing atau penyusunan staf
Penyusunan dan penetapan serta pengembangan meliputi kegiatan mulai merekrut pegawai, usaha memanfaatkan, mengembangkan sampai mendayaguna secara maksimal.
(4).  Directing atau pengarahan
Memberikan komando, mengerakkan dengan memberi perintah, juga memberikan kepemimpinan kepada bawahan supaya dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
(5).  Coordinating atau pengkoordinasian
Yaitu mengkoordinir seluruh pekerjaan diantara pekerjaan yang satu dengan yang lain merupakan totalitas.
(6).  Controlling atau pengawasan
Usaha untuk memberikan penilaian, koreksi, evaluasi atas semua kegiatan dan secara terus – menerus melakukan monitoring baik pekerjaan yang sedang dilakukan ataupun pekerjaan yang sudah dilakukan.

C. Efektifitas Individu, Kelompok, dan Organisasi

Efektifitas dapat diartikan sebagai sebuah prestasi (perfomance) Individu, Kelompok, dan organisasi. Semakin berprestasi seseorang, Kelompok ataupun  organisasi, semakin menunjukkan efektivitasnya. Analisis terhadap perilaku Organisasional (organizational befavior) terdiri dari tingkatan (level) yaitu Individu, Kelompok, dan organisasi.
Perspektif Terhadap Efektifitas dapat diidentifikasi menjadi efektifitas Individu,kelompok, dan organisasi. Penyebab Efektifitas tidak lain adalah adanya Individu, Kelompok, dan organisasi. Seperti ditunjukkan pada gambar  berikut ini
Efektifitas Individu
  • Kemampuan
  • Keahlian
  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Motivasi
  • Stres
Efektifitas  kelompok
  • Keakraban
  • Kepemimpinan
  • Struktur
  • Status
  • Peranan
  • Norma
Efektifitas  Organisasi
  • Lingkungan
  • Teknologi
  • Pemilihan
  • Strategi
  • Struktur
  • Proses
  • Kultur
Keterangan:
  1. Menunjukkan bahwa Efektifitas Kelompok Lebih Tinggi dibandinkan dengan sekedar penjumlahan individu.
  2. Begitu Juga efektifitas Organisasi adalah lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan efektifitas kelompok.
  3. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi organisasi lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan prestasi bagian-bagian yang ada dalam organisasi.
Pendekatan Efektifitas è untuk dapat mencapai suatu target sasaran efektifitas organisasi memerlukan beberapa pendekatan yang akan berguna untuk memberikan jalur searah dalam mencapai tujuan organisasi. Pendekatan tersebut :
  1. Pendekatan Tujuan ð menetapkan suatu target yang akan dicapai oleh organisasi dan efektivitas ditentukan dengan mengukur tercapainya tujuan (target) tersebut.
  2. 2. Pendekatan Teori Sistem ðTeori sistem ini menekankan pentingnya organisasi terhadap permintaan dari luar (external demand) sebagai kriteria untuk menentukan efektifitas. Bisa dilihat pada alur gambar  dibawah ini :
Input ———-à Proses ———-à Output ————-à Lingkungan